Kamis, 27 Juni 2013

Mendidik anak sedini mungkin


Setiap orang tua berharap kepada anak-anaknya agar menjadi orang yang soleh/solehah, sukses, pintar dan masih banyak sejuta harapan yang lainnya. Sesungguhnya harta dan keluarga hanyalah titipan. Jagalah keluargamu dari siksa api neraka. Salah satu menjaga keluarga adalah dengan mendidik anak.


PRA NIKAH
Mencarikan sekaligus memilihkan calon bapak/ibu untuk anak kita, orang yang berakhlaq baik, sholeh/sholehah:
Harus selektif : lihat ketampanan/kecantikan, keturunannya, hartanya, agamanya. Syaratnya yang utama adalah berakhlak baik, mampu mendidik anak dengan baik dan menghargai perawatan serta perhatian terhadap anak. Untuk lebih mantap lagi dalam memutuskan pilihan yaitu melalui istikharoh, walaupun pilihannya hanya satu, kita minta kepada Alloh untuk dipilihkan mana yang terbaik untuk kita. Kadang-kadang hal terbaik yang diberikan Alloh kepada kita, malah hal yang tidak kita senangi.

PASCA NIKAH (SELAMA BERHUBUNGAN)
1.    Sebelum melakukan hubungan berlindung dari godaan syaitan, minimal membaca ta’awud/basmalah, berdoa. Niat yang ikhlas, benar-benar mengharapkan pahala, pertolongan dan ridha-Nya. Agar di karuniai anak yang sholeh/sholehah, penuh barokah. Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan biologis/nafsu saja.
2.    Melakukan hubungan sesuai aturan agama. Misal : tidak dilakukan ketika sedang haid atau nifas, pada tempat yang sesuai, tidak pada saat ihram ibadah haji atau umrah, tidak saat i’tikaf atau puasa, tidak menyakiti pasangan atau membahayakan suami/isteri, tidak terlihat atau terdengar orang lain.

SELAMA HAMIL
Bayi dapat belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap yaitu pada saat kandungan berusia lima bulan (20 minggu), kemampuan bayi untuk merasakan stimulus/rangsangan telah berkembang cukup baik. Cara mendidik bayi ketika berada dalam kandungan adalah dengan memberikan rangsangan/stimulus.
Pengaruh stimulus pra-lahir, bermanfaat terhadap pertumbuhan mental bayi setelah lahir antara lain :
a. membantu mengembangkan orientasi dan keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar.
b. lebih mampu mengontrol gerakan-gerakan mereka dan lebih siap untuk menjelajahi serta mempelajari lingkungan.
c. anak jadi lebih tenang, waspada dan bahagia.
Rangasangan /Stimulus yang kita berikan pada bayi di dalam kandungan antara lain :
1. Permainan bayi menendang.
Setiap kali bayi menendang, kita dengan lembut menepuk atau menekan tepat pada bagian perut yang ditendangnya sambil mengatakan “tendang”. Setelah tiga atau empat pekan memainkan permainan ini, kita bisa menepuk perut pada tempat berbeda dan melihat apakah ia menendang di tempat tersebut.
2. Berkomunikasi dengan Bayi
Salah satu cara bekomunikasi dengan si janin adalah dengan membaca atau menghafal Al-Quran. Yang perlu diperhatikan adalah si janin harus dilibatkan dalam membaca atau menghafal Al-Quran, misalnya: “Nak, mari kita menghafal Al-Quran”, si ibu lalu menepuk perutnya dan langsung membaca atau menghafal Al-Quran.
Teknik berbicara akan berbeda untuk ayah atau orang lain, ia dapat menempelkan pipinya pada perut ibu dekat dengan posisi kepala bayi dan langsung berbicara dengan volume normal seperti ia berbicara dengan seseorang yang berdiri di dekatnya.
3. Membacakan Cerita
Saat membacakan cerita untuk sang bayi, dengan intonasi yang tepat sehingga menarik dan membuat bayi bersemangat mendengarkan, volume suara kita keraskan lebih dari volume normal sehingga orang yang berdiri dalam jarak 4,5 meter dapat mendengar suara tersebut dengan jelas sekalipun ada suara-suara yang lain di ruangan.
4. Belajar Bahasa
Supaya perkembangan bahasa bayi setelah lahir nanti lancar maka selama berada di rahim perlu dirangsang dengan mengulang kata-kata telah dipersiapkan. Misalnya, ma mam (makan), bobo (tidur) dan sebagainya. Kata-kata yang kita berikan sebaiknya konsisten. Misal : jangan berkata, ”ma mam”, jika kita tidak akan melakukan makan. Mengubah istilah dan tindakan yang berhubungan dengannya akan membingungkan bayi dan membuat belajar menjadi sulit.
Ketika bayi pertama kali berbicara, suara yang dikeluarkannya sering sulit dipahami orang dewasa. Pada umumnya bayi akan berkomunikasi dengan cara menangis. Akan tetapi, bayi-bayi yang sebelumnya diberi stimulus berulang di dalam rahim akan berusaha menggunakan stimulus tersebut untuk memberitahukan kita apa yang mereka butuhkan.

SETELAH LAHIR
Menurut sebuah survey, 99 % wanita mengatakan: menjadi ibu memberi mereka kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan karier mereka. Sementara 75 persennya mengatakan bahwa mereka merasa lebih bahagia setelah menjadi ibu. Kegembiraan perempuan saat melahirkan, bisa mengalahkan rasa sakit yang mereka rasakan.
1.  Mengazani di telinga kanan, iqomat di telinga kiri. Ada yang meneliti bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri. Tetapi ada juga yang berpendapat mengazani anak saja, tanpa iqomat, karena adzan diikuti iqomat adalah ada yang berpendapat hadits dhoif.
2.    Bacakan surat Al Dzaldzalah, kemudian diusapkan ke seluruh tubuh biar tidak berbuat anak selama hidupnya terhindar dari perbuatan zina.
3.    Mentahnik bayi, mengunyah sesuatu buah kurma, kemudian memasukkan ke dalam mulut bayi sembari mengurut langit-langitnya dengan lembut agar bayi terlatih untuk mengkonsumsi makanannya sehingga nanti akan tumbuh menjadi kuat.
4.    Jangan dimandikan dahulu (cukup di lap saja) kemudian langsung segera diberi ASI, walaupun ASI belum keluar. Hal ini akan merangsang ASI menjadi keluar. Ucapkan basmalah, ketika mulai menyusui dan suara agak dikeraskan sehingga terdengar oleh bayi, dekaplah bayi, tataplah matanya, berikan ketenangan jiwa (jangan berubah secara mendadak dan bersuara lantang), akhiri dengan membaca hamdalah dg suara agak dikeraskan juga.
5.    Proses mengubur ari-ari bayi yang dilengkapi dengan alat tulis, uang, maupun alat jahit (jarum, gunting, serta barang-barang lainnya), merupakan suatu kepercayaan yang berasal dari luar Islam. Hal ini mendekatkan pada perbuatan syirik, dan wajib kita tinggalkan.
6.    Merayakan kelahiran bayi dengan aqiqah. Untuk bayi laki-laki : 2 ekor kambing, untuk bayi perempuan: seekor kambing.
7.    Ajaklah bayi berbicara, bermain dan bercanda. Untuk merangsang perkembangan kognitif, afektif, konatif dan psikomotorik, maupun kehalusan getaran batin. 
Penelitian pada abad ke-13 oleh kaisar Romawi, Frederick II tujuannya untuk mengetahui ”bagaimana manusia dapat berbahasa”.Beberapa bayi dirawat sebagaimana layaknya yaitu dimandikan, dirawat, disusui. Tetapi tidak seorang pun diperbolehkan untuk berbicara, bersenandung, atau menyanyikan lagu penghantar tidur buat mereka. Penelitian itu berakhir dengan tragis. Semua anak meninggal secara misterius. Sampai sekarang tidak pernah ada orang yang mau mengulangi penelitian Kaisar Suci Frederick II.
~ Bayi lebih suka suara manusia daripada suara mainan. Bayi lebih suka suara ibunya daripada suara wanita lain.
Seorang ibu harus banyak berbicar kepada bayi untuk memberikan ”pendidikan” yang diperlukan bagi perkembangan fisik, kehalusan perasaan, ketajaman pikiran, dan kekuatan iman.
~ Bayi akan merasa senang ketika ibu mendekatkan wajahnya ke wajah bayi. Bertatapan mata dengan ibu sangat menarik hati.
Mainan yang paling disukai bayi dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian bayi secara menyeluruh adalah ”wajah, gerakan mata, sentuhan tangan dan kegemasan ibu”.
Permainan yang lain : mengenali diri, mengajarkan nama-nama benda, melihat cermin, CILUKBAA.
8.    Memberi nama yang baik, karena nama merupakan harapan/doa orang tua.
9.    Mencukur rambut bayi pada hari ke tujuh dari kelahirannya, membersihkan, dan menghilangkan kotoran. Ada anjuran untuk mengeluarkan sodaqoh sesuai berat timbangan rambutnya, baik berupa emas atau perak.
10. Menghitan anak sebelum mencapai usia mendekati baligh. Termasuk juga salah satu dari kebersihan.
11. Mengajari kalimat ucapan sehari-hari yang baik.
Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih laut."
1). Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2). Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3). Mengucap Astaghfirullah jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4). Mengucap Insya-Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5). Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6). Mengucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah.
7). Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah" sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.
Memerintahkan anak untuk shalat adalah kewajiban orang tua sampai kapan pun. Tidak terbatas sampai akil baligh saja, sudah berkeluarga pun kita juga harus tetap mengingatkan.

0 komentar: